Skip to main content

riview jurnal "Sistem Diagnosis Penyakit pada Kambing Menggunakan Metode Forward Chaining" 


penulis : Ima Apriliya, Ida Wahyuni
ISSN: 2580-8397 , 0852-730X 
Vol.11, No. 2, Tahun 2017  
1.     latar belakang
Kambing menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah binatang pemamah biak dan pemakan
rumput atau daun-daunan, berkuku genap, tanduk bergeronggang, dan dipelihara sebagai hewan ternak untuk diambil daging, susu, dan bulunya. Kambing merupakan salah satu ternak unggulan dibeberapa wilayah di Indonesia(Nurdiansyah, Destiani, & Retnadi, 2013). Tingginya produksi kambing di Indonesia dikarenakan kambing dapat dimanfaatkan mulai dari daging hingga kulitnya. Saat ini daging salah satu bahan pangan yang penting untuk mencukupi gizi masyarakat dan sangat mudah untuk diperdagangkan(Diwyanto, Priyanti, & Inounu, 2005). Menurut Djajanegara & Misniwaty (2002) konsumsi daging kambing pada tahun 2001 meningkat sebesar 5,28 kg/kapita pertahun atau 2,49 g/kapita perhari dengan peningkatan rata-rata 3,6 persen/kapita pertahun. Permintaan kambing jantan semakin besar dari tahun ke tahun ketika perayaan Idul Adha sehingga berakibat perlunya mencukupi kebutuhan dengan mengatur pola produksi.

Dalam membudidayakan kambing, para pemilik kambing rata-rata mempunyai pengetahuan yang kurang dalam hal penyakit yang menyerang kambing peliharaan mereka. Ketika kambing terserang penyakit dan sudah akan mati biasanya pemilik kambing akan segera menyembelih kambing sebelum kambing mati. Agar penanganan terhadap penyakit kambing dapat dilakukan dengan cepat, dibutuhkan sistem pakar yang dapat digunakan untuk membantu pemilik kambing dalam mendiagnosis penyakit pada kambing berdasarkan gejala yang ada (Nurdiansyah et al., 2013).
Sistem Pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan
penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar.Sistem pakar atau expert system dibuat bertujuan
untuk dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya bisa diselesaikan oleh para ahli. Pembuatan sistem pakar bukan untuk menggantikan ahli itu sendiri melainkan dapat digunakan sebagai asisten yang sangat berpengalaman (Kusumadewi, 2010).

 Sistem pakar pernah digunakan untuk mendeteksi penyakit kambing yang dilakukan oleh Orisa, Santoso, & Setyawati (2014)dengan akurasi pada pakar 1 menghasilkan 84% dan pakar 2 menghasilkan akurasi 80%. Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Wati & Mardiana (2014)untuk mendeteksi pendarahan pada masa kehamilan dengan akurasi 100%. Dari penelitian sebelumnya, sistem pakar dapat melakukan prediksi dengan akurasi yang cukup baik, sehingga dalam penelitian ini, akan digunakan sistem pakar untuk mendeteksi penyakit pada kambing. Jumlah penyakit yang akan dideteksi ada 16 penyakit dengan 43 gejala.


2.   pembahasan
2.1 Hewan Mamalia

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian dari mamalia adalah kelompok binatang
vertebrata atau hewan bertulang belakang yang memiliki kelenjar susu untuk menyusui anaknya. Hewan
mamalia selalu diidentikkan sebagai hewan yang melahirkan. Tidak semua hewan mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan. Ada beberapa ciri-ciri hewan mamalia diantaranya adalah (Nurhakim, 2014):
1. Bertulang belakang
2. Memiliki kelenjar susu
3. Kebanyakan mamalia berkembangbiak dengan melahirkan
4. Memiliki rambut
5. Menyusui
6. Beberapa mamalia dilengkapi kantung pada perut
7. Memiliki kuku pada kakinya

2.2 Kambing

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kambing adalah binatang pemamah biak dan pemakan
rumput (daun-daunan), berkuku genap, tanduknya bergeronggang, biasanya dipelihara sebagai hewan ternak untuk diambil daging, susu, kadang-kadang bulunya. Kambing ternak atau Capra aegagrus hircus adalah subspesies kambing liar yang secara alami tersebar di Asia Barat Daya dan Eropa.Kambing liar jantan maupun betina memiliki tanduk sepasang, namun tanduk pada kambing jantan lebih besar.Umumnya, kambing mempunyai janggut, dahi cembung, ekor agak ke atas, dan kebanyakan berambut lurus dan kasar.

2.3 Sistem Pakar

Sistem pakar atau expert system adalah salah satu teknik kecerdasan buatan yang berusaha
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu
permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli.Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman(Kusumadewi, 2010). Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu: lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan sebagai pembangun sistem pakar baik dari segi pembangun komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi (Turban, 1995).

2.4 Forward Chaining

Runut maju forward chaining adalah aturan-aturan diuji satu demi satu dalam urutan tertentu (data driven). Forward chaining merupakan grup dari multiple inferensi yang melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi atau bernilai true, maka proses akan menghasilkan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh.Forward chaining dapat digunakan jika suatu aplikasi
menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam(Wahyuni & Kusumawati, 2017).

2.5 Flowchart

Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program (Widya, 1983). Flowchart menunjukkan atau menggambarkan rangkaian kegiatan-kegiatan program dari mulai awal hingga akhir.Inti pembuatan dari flowchart atau Diagram Alir ini adalah menggambarkan urutan langkah-langkah pengerjaan dari suatu algoritma.


2.6 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, terstruktur dan jelas. Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan suatu sistem yang sedang berjalan dengan logis. Sumber lain mengatakan bahwa Data Flow Diagram(DFD) merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk membuat model, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks daripada data yang dimanipulasi oleh sistem(Brady & Loonam, 2010).

3. metode penelitian

Kambing merupakan salah satu ternak unggulan di Indonesia, sehingga membudidayakan kambingmasih diminati sampai saat ini. Membudidayakan kambing terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan kambing mulai dari daging, susu ataupun bulunya. Kebutuhan daging kambing meningkat ketika hari-hari tertentu.

 Dalam membudidayakan kambing peternak tidak terlepas dari masalah yang dihadapi yaitu penyakit yang menyerang kambing. Ketika membudidayakan kambing peternak biasanya akan menyembelih kambing yang sudah sakit sebelum mati. Penanganan pada kambing yang sakit diperlukan agar meminimalkan kambing yang mati agar kebutuhan kambing tetap terpenuhi dengan cara mengetahui penyakit kambing dari gejala-gejala yang muncul. Untuk itu diperlukan sistem yang dapat digunakan untuk membantu pemilik kambing.Dibutuhkan sistem pakar untuk membantu pemilik kambing dalam mendiagnosis penyakit berdasarkan gejala yang ada.

 Sistem pakar yang akan dibangun digunakan untuk mendiagnosis penyakit pada kambing dengan metode forward chaining yang akan digunakan untuk mencocokkan gejala-gejala yang berupa pertanyaan yang akan dijawab oleh pengguna dengan rule yang ada, kemudian akan didapatkan konklusi. Rule didapat dari kumpulan semua fakta yang merupakan gejala suatu penyakit tertentu kemudian dimasukkan kedalam aturan IF – THEN. Hasil output sistem berupa nama penyakit beserta pengobatan dan pencegahan. Pada Tabel 1 ditunjukkan dengan nama penyakit serta kode penyakit yang akan menjadi acuan dalam pembuatan sistem pakar. Sedangkan pada Tabel 2 akan ditunjukkan dengan kode gejala penyakit dan kemunculan gejalanya yang akan menjadi acuan dalam pembuatan sistem pakar. Dari Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dibuat tabel kemunculan gejala pada penyakit yang ditunjukkan pada Tabel 3. Pada Tabel 4 ditunjukkan tabel rule yang digunakan untuk proses inferensi forward chaining.


Tabel 1 Tabel Kode Penyakit dan Jenis Penyakit pada Kambing

Kode
Jenis Penyakit
P01
Diare
P02
Radang pusar
P03
Cacar mulut
P04
Hipocalsemia
P05
Radang Limpha
P06
Penyakit mulut dan kuku (PMK)
P07
Ngorok (Septicaemia Epizootica)
P08
Perut kembung (Tympany)
P09
Parasit cacing hati
P10
Parasit cacing gelang
P11
Parasit cacing lambung
P12
Parasit cacing mata
P13
Kudis (Scabies)
P14
Dermatitis
P15
Pneumonia
P16
Radang kelenjar susu (Mastitis)

Tabel 2 Tabel Kode Gejala Penyakit dan Kemunculan Gejala pada Kambing

Kode
Gejala
G01
Kambing tampak lesu
G02
Tidak ingin menyusu
G03
Suhu tubuh meninggi
G04
Mengeluarkan kotoran cair dan berbau busuk
G05
Pembengkakan pada sekitar pusar
G06
Panas di bekas potongan tali pusar
G07
Sekeliling pusar berwarna merah
G08
Apabila pusarnya diraba merasa kesakitan
G09
Sukar bernafas
G10
Lidah terjulur
G11
Mulut banyak mengeluarkan cairan
G12
Mulut berbau asam
G13
Selalu gelisah
G14
Timbul kejang-kejang pada beberapa ototnya, bahkan sampai ke seluruh badan
G15
Dari lubang hidung dan dubur keluar cairan bercampur darah
G16
Nadi berjalan cepat
G17
Tubuh gemetar
G18
Nafsu makan hilang.
G19
Mencret dengan kotoran campur darah
G20
Gusi dan permukaan lidah melepuh yang berisi cairan jernih
G21
Lidah bengkak dan menjulur ke luar
G22
Mulut menganga
G23
Keluar lendir berbuih
G24
Terdengar ngorok
G25
Lambung kambing membesar
G26
Menyerap sebagian zat makanan yang seharusnya untuk pertambahan berat tubuh
G27
Merusak jaringan-jaringan organ vital kambing
G28
Ternak makin lama kondisinya makin memburuk
G29
Badan lemah dan kurus
G30
Sering menggaruk atau menggosok-gosokan badannya
G31
Kulit bersisik dan kering pada muka, telinga, perut, punggung, kaki dan pangkal ekor
G32
Terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata dan alat genital
G33
Peradangan pada kelenjar susu pada induk kambing
G34
Batuk-batuk dan sulit bernafas
G35
Terdapat luka di ujung mata
G36
Ambing kambing bengkak
G37
Kulit sekita ambing jika diraba terasa panas
G38
Produksi air susu terhenti atau berkurang.
G39
Mati mendadak
G40
Disela-sela jari atau kuku terdapat bintik merah
G41
Bintik merah di sekitar mulut
G42
Ada kerusakan pada usus
G43
Terdapat kerusakan pada hati


Tabel 3 Tabel Kemunculan Gejala pada Penyakit

Gejala
Penyakit

P01
P02
P03
P04
P05
P06
P07
P08
P09
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
G01
V
V
G02
V
ü
G03
V
V
V
V
V
G04
V
G05
V
G06
V
G07
V
G08
V
G09
V
V
G10
V
G11
V
G12
V
G13
V
G14
V
G15
V
G16
V
G17
V
G18
V
V
V
V
V
G19
V
G20
V
G21
V
G22
V
G23
V
G24
V
G25
V
G26
V
V
V
V
G27
V
V
G28
V
G29
V
V
G30
V
G31
V
G32
V
G33
V
G34
V
G35
V
G36
V
G37
V
G38
V
G39
V
G40
V
G41
V
G42
V
G43
V

Tabel 4 Daftar Rule

Rule ke-
Rule
1
IF Suhu tubuh meninggi AND Kambing tampak lesu AND Tidak ingin menyusu AND
Mengeluarkan kotoran cair dan berbau busuk THEN Diare
2
IF Bengkak disekitar pusar AND Panas pada potongan tali pusar AND Sekeliling pusar
berwarna merah AND Pusar diraba akan kesakitan THEN Radang pusar
3
IF Sulit bernafas AND Lidah terjulur AND Mulut mengeluarkan cairan AND Mulut berbau
asam AND Bintik merah disekitar mulut THEN Cacar mulut
4
IF Kambing merasa gelisah AND Kejang otot di seluruh tubuh THEN Hipocalsemia

Rule ke-
Rule
5
IF Suhu tubuh meninggi AND Lubang dubur dan hidung mengeluarkan kotoran bercampur
darah AND mencret dengan kotoran bercampur darah AND nadi berjalan cepat Tubuh
gemetar AND Mati Mendadak THEN Radang Limpha
6
IF Bintik merah di jari atau kuku AND Gusi dan permukaan lidah melepuh THEN Penyakit
Mulut dan Kuku
7
IF Sulit bernafas AND Lidah bengkak dan terjulur AND Mulut menganga AND Keluar
Lendir berbuih AND Terdengar ngorok THEN Septicaemia Epizootica
8
IF Lambung terlihat membesar THEN Tympany
9
IF Nafsu makan hilang AND Menyerap zat makanan AND Terdapat kerusakan pada hati
THEN Parasit Cacing Hati
10
IF Nafsu makan hilang AND Menyerap zat makanan AND Merusak organ vital kambing
THEN Parasit Cacing Gelang
11
IF Nafsu makan hilang AND Menyerap zat makanan AND Terdapat kerusakan pada usus
THEN Parasit Cacing Lambung
12
IF Nafsu makan hilang AND Menyerap zat makanan AND Terdapat luka diujung mata
THEN Parasit Cacing Mata
13
IF Nafsu makan hilang AND Sering menggaruk atau menggosok badan AND Badan lemah
dan kurus AND Kondisi memburuk AND Kulit bersisik pada muka telinga perut punggung
kaki atau pangkal ekor THEN Scabies
14
IF Suhu tubuh meninggi AND Radang kulit disekitar mulut, mata dan area genital AND
peradangan pada kelenjar susu pada induk kambing THEN Dermatitis
15
IF Nafsu makan hilang AND Badan lemah dan kurus AND Batuk dan sulit bernafas THEN
Pneumonia
16
IF Nafsu makan hilang AND ambing kambing bengkak AND kulit disekitar ambing terasa
panas AND Produksi air susu berhenti atau berkurang THEN Mastitis

3.1 Flowchart Sistem

Flowchart sistem dimulai dari user memilih Form Menu, kemudian menuju ke Menu Deteksi, dari Menu
Deteksi user diminta menjawab pertanyaan dari sistem. Jawaban dari userakan di proses untuk mendapatkan
hasil deteksi. Flowchart dari sistem yang diajukan ditunjukkan pada Gambar 1.

  
3.2 Data Flow Diagram

Pada sistem ini akan ditunjukkan rancangan Data Flow DiagramLevel 0 dapat ditunjukkan pada
Gambar 2 berikut:


   
3.3 AlurSite Map

Alur Site Mapdari sistem dipisah menjadi dua yaitu alur sebagai pengguna dan sebagai admin.Alur
sebagai pengguna di mulai dengan mengakses Form Deteksi lalu muncul hasil deteksi yang
dilakukan.Sedangkan pada alur sebagai admin dimulai dengan mengakses Form Login kemudian ada
beberapa menu yang dapat diakses antara lain Pengaturan, Kunci Akun, Gejala, Penyakit, dan Deteksi.Menu
Pengaturan digunakan untuk mengature data admin.Menu Kunci Akun digunakan untuk mengunci akun
admin.Menu Gejala digunakan untuk menambahkan data gejala.Menu Penyakit digunakan untuk
menambahkan data jenis penyakit.Menu Deteksi digunakan untuk melakukan deteksi penyakit kambing.Alur
Site Map yang diajukan ditunjukkan pada Gambar 3.



4. pembahasan

Pengujian metode forward chaining untuk mendeteksi penyakit pada kambing dilakukan pada 16 jenis
penyakit seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.Pada pengujian ini, semua model pertanyaan akan diuji.
Setiap model pertanyaan mewakili pengujian pada rule 1 sampai 16. Setelah pengujian model pertanyaan
dilakukan, akan dihitung prosentase keberhasilan dari metode forward chaining yang dimodelkan untuk
mendeteksi penyakit pada kambing. Contoh model pertanyaan dan jawaban pada rule 1ditunjukkan pada
Tabel 5. Pata pada Tabel 5 ditunjukkan hasil jawaban yang diajukan oleh user.Pertanyaan yang diajukan
sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya.Dari jawaban yang diperoleh, hanya jawaban
“Ya” saja yang masuk kedalam rule, yaitu rule 1.Sehingga hasil diagnosa yang dihasilkan adalah penyakit
“Diare”.
  
Tabel 5 Pengujian pada Model Pertanyaan 1

Kode Gejala
Gejala yang Masuk
Jawaban User
G18
Nafsu makan hilang
Tidak
G03
Suhu Tubuh meninggi
Ya
G01
Kambing lesu
Ya
G02
Kambing tidak menyusu
Ya
G04
Kambing mengeuarkan kotoran cair dan busuk
Ya

Dari 16 model pertanyaan yang sudah diuji, didapatkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel
6.Berdasarkan hasil dari model pertanyaan yang diuji, nilai akurasi dihitung dengan rumus yang ditunjukkan
pada Persamaan 1(Orisa, Santoso, Setyawati, 2014).
Tabel 6 Hasil Pertanyaan yang Diuji

Model
Pertanyaan
Hasil Sistem
Hasil Sebenarnya
Hasil Prediksi
1
Diare
Diare
Benar
2
Radang pusar
Radang pusar
Benar
3
Cacar mulut
Cacar mulut
Benar
4
Hipocalsemia
Hipocalsemia
Benar
5
Radang Limpha
Radang Limpha
Benar
6
PMK
PMK
Benar
7
Septicaemia Epizootica
Septicaemia Epizootica
Benar
8
Tympany
Tympany
Benar
9
Parasit cacing hati
Parasit cacing hati
Benar
10
Parasit cacing gelang
Parasit cacing gelang
Benar
11
Parasit cacing lambung
Parasit cacing lambung
Benar
12
Parasit cacing mata
Parasit cacing mata
Benar
13
Scabies
Scabies
Benar
14
Dermatitis
Dermatitis
Benar
15
Pneumonia
Pneumonia
Benar
16
Mastitis
Mastitis
Benar

                
                                                   

                                                                                              
Metode forward chaining merupakan metode yang melakukan penelusuran terhadap gejala-gejala atau
penyebab-penyebab, maka apabila rule yang dibuat sudah sesuai dengan data dari pakar maka kemungkinan
akurasi sempurna atau 100% bisa didapatkan(Wati & Mardiana, 2014). Begitu juga dengan yang terjadi pada. penelitian ini. Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa semua hasil prediksi yang dilakukan oleh sistem sama
dengan hasil prediksi yang dilakukan oleh pakar, sehingga didapatkan akurasi sebesar 100%.

5. KESIMPULAN

Sistem Diagnosis Penyakit pada Kambing dirancang dengan metode rule base dan inferensi forward
chaining. Jumlah rule yang digunakan sebanyak 16 rule dengan 43 jenis pertanyaan sesuai dengan jumlah
gejala.Pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit kambing sudah berhasil mendeteksi ke-
16 jenis penyakit dengan akurasi mencapai 100%. Pada penelitian selanjutnya model ini dapat digunakan
pada data lain selain penyakit pada kambing. Selain itu, metode forward chaining bisa digabung dengan
pembobotan certainty factor untuk menghasilkan keputusan yang lebih pasti(Wahyuni & Kusumawati,
2017). Pembuatan rule pada metode forward chaining juga bisa dioptimasi menggunakan algoritma evolusi
salah satunya adalah particle swarm optimization(Wahyuni, Auliya, Rahmi, & Mahmudy, 2016).

DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.stmikasia.ac.id/index.php/jitika/article/view/190/169

Comments

Popular posts from this blog

PENINGKATAN LAYANAN KONTINUAL PENGANTAR Setelah solusi manajemen layanan telah diterapkan, penting untuk tidak duduk dan berpikir bahwa pekerjaan telah selesai. Semua aspek lingkungan akan terus berubah, dan penyedia layanan harus selalu terus mencari perbaikan. Perbaikan layanan berkelanjutan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perbaikan ini diidentifikasi dan diimplementasikan. Kinerja penyedia layanan TI terus diukur dan perbaikan dilakukan pada proses, layanan TI dan infrastruktur TI untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan efektivitas biaya. TUJUAN Tujuan Peningkatan layanan berkelanjutan (CSI) bertujuan untuk memberikan nilai bisnis dengan memastikan bahwa penerapan manajemen layanan terus memberikan manfaat bisnis yang diinginkan. Tujuan CSI memiliki tujuan berikut: ·          Untuk meninjau, menganalisis, dan membuat rekomendasi tentang di mana perbaikan dapat dilakukan pada titik mana pun sepanjang siklus h...